Awas, Ini Tanda-tanda Syndrome Gila Belanja


Belanja memang menjadi aktivitas yang menyenangkan, berawal dari jalan-jalan ke mall sambil cuci mata hingga mata kepincut beberapa barang menarik yang tidak diperlukan, atau jari tangan naik-turun menggeser  smartphone dan mentengin iklan-iklan di sosial media tentang berbagai produk yang menggiurkan, bagaimana tidak tergoda, apalagi naluri wanita yang ingin terlihat sempurna dalam hal penampilan tentunya, hmm.

Belanja memang bisa menjadi solusi alternative ketika kita mengalami stress akibat tuntutan aktivitas duniawi yang melelahkan, namun jika belanja sudah tidak terkendalikan oleh nafsu diri, maka bisa berakibat buruk terutama untuk kesehatan, ekonomi, dan masa depan, sehingga kita perlu mewaspadai apa saja gejala-gejala saat kita diserang virus gila belanja ini, sebelum terlanjur menjadi sophaholic. 

Berikut ini beberapa gejala yang perlu diketahui apakah kita termasuk dalam kategori diperbudak oleh nafsu belanja hal-hal yang tidak diperlukan atau bisa ditunda untuk memilikinya, yaitu:
Image: source
Menjadikan belanja sebagai pengilang stress. 
Alasan yang masuk akal, namun terkadang dijadikan senjata ampuh meskipun tidak memiliki uang, padahal banyak cara menghilangkan stress selain dengan melalui belanja, yaitu tidur, jalan-jalan yang murah, jogging, makan sehat, dan lain-lain.

Tidak pernah puas. 
Manusia memang memiliki naluri ketidakpuasan, ketika sudah memiliki barang, pasti menginginkan barang baru yang tidak banyak orang miliki. Sudah memiliki baju satu lemari penuh namun merasa tidak ada yang sesuai atau bosan.

Menggunakan banyak kartu kredit. 
Belanja semakin mudah dan tidak terkendali berkat adanya kartu kredit dengan jaminan uang tabungan di Bank, namun jika habis bisa pusing dikejar dept kolektor, berbahaya sekali bahkan bisa jadi harta dan penjara sebagai jaminannya. Bahkan ada yang memiliki banyak kartu kridit dengan harapan bisa lebih irit, namun akan menghadapi masalah yang lebih berat lagi, yaitu membayar tagihan kartu kredit lebih banyak.

Memposisikan belanja di atas segalanya. 
Pernahkah Anda berpikir lebih baik tidak makan daripada tidak jadi membeli baju? Wah gawat, padahal jika tidak makan bisa menabung penyakit yang akhirnya menambah pengeluaran keuangan juga, benar-benar tanda gila belanja yang berbahaya.

Peringatan dari Orang disekitar kita. 
Jika sudah ada yang memperingatkan tentang penghematan, terutama dari pemilik sumber keuangan kita, yaitu orangtua atau suami, berarti belanja yang sudah kita lakukan melebihi batas.

Tidak memiliki prioritas. 
Saat gaji datang langsung menuju mall untuk menguras isi dompet, belanja ini-itu sampai lupa membeli keperluan rumah tangga yang sangat penting, akhirrnya meringis untuk kebutuhan sebulan ke depan.

Lupa diri saat belanja. 
Bisa dkatakan nekad dan tidak malu ketika berebut barang yang limited, menunggu di depan etalase sambil membayangan barang tersebut akan dimiliki, hingga ingin tidur di mall hanya demi menunggu barang yang inden, benar-benar sudah gila belanja ya.

Hati-hati terhadap tanda-tanda di atas yang bisa jadi sudah menyerang kita sejak lama, menyadari akan pentingnya belanja cerdas, cermat, dan sehat tanpa mengilangkan essensial ingin menghibur diri pasti bisa dilakukan dengan pengendalian nafsu belanja. 

Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment